Rabu, 20 Juli 2011

Lagu Kenangan Kita b2

Lagu ini kenangan saat2 menginjak bangku STM bersama seseorang . Selama lebih dari 3 bulan menanti suatu kepastian yang tak kunjung datang.  It is the lyrics.....





ku harus menemui cintaku
mencari tahu hubungan kita
apa masih atau tlah berakhir
kau menggantungkan hubungan ini
kau diamkan aku tanpa sebab
maunya apa? ku harus bagaimana?
kasih…

reff:
sampai kapan kau gantung cerita cintaku
memberi harapan
hingga mungkin ku tak sanggup lagi
dan meninggalkan dirimu
detik-detik waktu pun terbuang
teganya kau menggantung cintaku
bicaralah biar semua pasti
kau menggantungkan hubungan ini
kau diamkan aku tanpa sebab
maunya apa? ku harus bagaimana?
kasih…

repeat reff

gantungnya hubungan cintaku
membuatku sakit
hingga mungkin ku tak sanggup lagi
dan meninggalkan dirimu

Selasa, 19 Juli 2011

Sinopsis Dil Kya Kare


Kisahnya bergulir tentang seorang arsitek sukses, Anand Kishore (Ajay Devgan) yang berbahagia dengan istrinya yang cantik, Kavita (Mahima Chaudhary) dan seorang putri yang berusia lima tahun, Neha (Akshita Garud). Benar-benar merupakan sebuah keluarga yang sempurna dan penuh dengan cinta kasih. Neha sangat disayangi ayah ibunya walau sebenarnya bukan putri kandung mereka.
Anand dan Kavita mengadopsi Neha dari rumah asuhan karena Kavita tidak bisa mengandung karena kecelakaan yang pernah dialaminya. Namun suatu hari ketenangan keluarga arsitek tersebut terganggu ketika Kavita menemukan seorang wanita misterius mengunjungi putrinya dan memberikan hadiah tanpa sepengetahuannya. Bahkan Kavita pun mendengar dari kepala sekolah Neha, bahwa wanita tersebut juga teratur mengunjungi putrinya. Kavita jadi panik mendengar hal itu, apalagi Anand sedang berpergian untuk urusan bisnis. 

Akhirnya wanita misterius itu muncul ke hadapan Kavita. Ternyata ia adalah Nandita Raj (Kajol), ibu kandung Neha. Kavita tentu saja jadi syok mendengar hal tersebut. Namun karena simpati dengan naluri keibuan Nandita, maka Kavita pun mengizinkan Nandita menginap di rumahnya. Tetapi ketika Anand kembali ke rumah dan melihat Nandita, pada saat  itulah kehidupan keluarga Anand pun berubah total. Putri mereka, Neha yang tidak tahu apa-apa, pun kebingungan dan sedih. Pengen tahu kelanjutannya, lihat sendiri ya...:D

Indahnya Telaga Sarangan

Telaga Sarangan adalah sebuah telaga alami yang terletak di kaki Gunung Lawu. Merupakan obyek wisata yang dipembangkan oleh pemerintah kabupaten Magetan yang terletak di Kecamatan Plaosan, Kabupaten Magetan, Jawa Timur.  Telaga ini luasnya sekitar 30 hektar dan berkedalaman sekitar 30 meter. Memilki iklim sejuk dengan suhu udara rata – rata antara 18 hingga 25 derajat Celsius.

Kami serombongan sengaja berangkat dari Semarang - Telaga Sarangan mlam hari sekitar pukul 22.00 nyampai di lokasi pukul 05.00. Pagi hari, cahaya matahari muncul di ujung telaga menyilaukan air yang ada di telaga. Udara dingin perlahan – laan berubah menjadi sejuk. Kami menikmati keindahan telaga dengan naik kapal mengelilingi telaga. Sedikit memaju adrenalin bila melihat kapal-kapal lain yang melaju dengan kencang, tapi berhubung saya ikut rombongan tante-tante maka mereka request agar berjalan lambat mengikuti arus dan bisa menikmati sejuknya telaga. 

Mataharipun mulai menyengat ke seluruh tubuh, saatnya untuk berburu oleh2. Setelah bolak-balik, tawar-menawar akhirnya apa yang kita inginkan terbeli semua. Si kecil yang kedinginan rewek ngajak balik ke parkiran bus.Perjalanan yang kami tembuh antara area wisata hingga tempat parkir begitu jauh sedikit menguras tenaga. Untungnya barang bawaan masih bisa di ajak kompromi. 

Perjalanan selanjutnya ke wisata kerajinan kulit atau apa ya aku agak lupa. Ternyata....MAHAL, smua barang2 yang di perdagangkan di sini tas, sepatu, sandal, lukisan dll.

Perjalanan masih panjang, ada satu tempat yang belum dikunjungi " PGS ( Pusat Grosir Surakarta ) tueng tueng tueng....Ujung2 nya kok ya ke Solo. Berhubung sudah Maghrib dan PGS tutup maka rombongan dialihkan ke Grand Mall. Manut lah namanya jga diajak dan dibayarin. Setelah pada puas belanja di sini, saatnya kita pulang ke Semarang. Menyenangkan pengen kesana lagi tapi sama my lovely. Hehehehe

Kamis, 14 Juli 2011

Memahami Arti Cinta Sesungguhnya

Setiap hubungan pasti ada kalanya perbedaan pendapat hingga akhirnya timbul perselisihan.
Ingin rasanya mulus dah semudah bergandengan tangan,tapi tak bisa dipungkiri bahwa smuanya pasti ada kalanya perselisihan itu muncul hanya karena masalah setitik, sepele dan tidak masuk di akal. Semuanya bermulai dari keegoisan hingga akhirnya keheningan timbul diruangan tempat kita duduk.Diam + diam tak ada kata satupun yang terucap detik pun berganti menit hampir 5 menit keheningan itu berlangsung, yang ada hanya saling curi pandang saja.

MC : Mas jemput cm ingin ungkapin rs kangen, sayanx & rindu. Adapun klo ada yang salah, nyakitin ht adex tak lebih gra2 tingkah laku mas yang salah & 1 bonus buat mas masih bisa melihat adex cemberut.
AW : Hanya kata maaf yang bisa terlontar dari bibir ini. Tak mampu berkata2 
MC : Biarlah seleksi alam yg akan menunjukkan kpd adex, mas yang slalu bikin ulah, bikin salah & sering nyakitin hati adex.  Mungkin mas g blh bgtu rindu /kangen sama adex karna yang ada saat ktmu slalu kebalikanY, mas ga ingin rumongso iso tp cb jadi org seng iso rumongso.
AW : Klolah memanx engkaulah pemilik tulang rusuk yang di ciptakan menjadi saya,izinkanlah kami bersatu.Duhai pemilik cinta sejati izinkanlah hambaMu mencintai dengan hak.
MC : Berdoalah u/ dberi yg terbaik bt adex & apakah mas pantas & layak u/ adex. Hanya adex yng bisa memilah , menilai.
Cuma 1 harapan mas smoga mendpt ridho Allah , menjadi kan adex ibu dr anak2 mas. Org yang bisa menikmati hasil kerja mas baik lahir & batin.
AW : Amin....Smoga Allah meridhoi smuanya. Adex jga slalu berdoa agar mas dapetin yang terbaik di mata Allah, mas sekeluarga dan adex g bisa berbuat bnyak hanya bisa memohon smoga mas cinta terakhir dan menjadi jodoh adex.

Inilah sepenggal cerita pagi ini klo ada kesamaan cerita nama dan tempat mohon maaf karna ini ditulis oleh penulis yang sedang belajar memahami arti Cinta yang sesungguhnya



 

Museum Kereta Api

Kemanapun pergi tetep slalu foto alias narsis....Museum kereta api bertempat di Ambarawa, kita ke sana ga cuma berdua tapi rame-rame dengan temen-temennya mas Candra. Mulai dari temen SMP, STM bahkan temen sekampungnya.
Foto ini yang paling lucu, tapi jangan ditanya kenapa lucu lho ya..hehehehe.Berkat Mas Ariyanto yang bermurah hati mau menjadi fotografer sekaligus pengarah gambar...

Tiga cewek cantik ini Winda, Ser & Erie. Jalan di atas jembatan gantung berbekal makanan.
Selalu saja kalau lagi jalan dengan mas Candra pasti hujan klo ga hujan romantis...hehehe
Smoga ajah pertanda banyak rezekinya..kan kata orang tua dulu klo hujan bnyak rezeki ....



Foto ini ddi desain khusus untuk sahabat sejoli ( Mas Candra & Mas Ari )
Dari SMP sampai saat foto ini di buat selalu pergi berdua
 Ternyata di Ambarawa nyari Masjid ato Mushola masih jarang sekali...kebanyakan yang ada di sini Klenteng ( Tempat ibadah orang Cina )
Alhamdulilah akhirnya menemukan Masjid walaupun harus masuk gang tikus dan waktu mepet jam 2 siang.
Dasar narsis2 di Masjid ajah sempet foto-foto.
Dari Kanan ada Putri, Rezka, Ser, Winda &Eri

Rabu, 13 Juli 2011

Gereja Blenduk

Masih di sekitar semarang, kurang lebih 1 tahun yang lalu tapi tepatnya kapan aku lupa...hehehe
Gereja Blenduk...

 Narsis amat ya ternyata...hehehe
Pasangan yang serasi........
Ih...jadi kangen....


Klo foto sendiri aneh ya...keliatan narsis ga natural...hahahaha
Biar aneh yang penting tetep cantik n ganteng...( muji sendiri dari pada ga ada yang muji )

Umbul Sido Mukti

 Ini foto edisi waktu jalan - jalan ke Umbul SidoMukti...
Pacaran tapi ngajak rombongan, biar seru dan pastinya ada yang ngawasin...:D
Niatnya nyari tempat buat narso tapi malah di buntuti Om Joko yang bawa handycam, hua...setelah diliat videonya isinya kok aku dan masQ ya....wakakaka
Mbak Ut langsung berkomentar : Om Joko ki payah wong pacaran kok di buntuti trs, kyk rak pernah ngrasak e nom ae....
Hahaha kan kita cuma foto2 trs jln bareng g neko2 so aman terkendali...:-P


Inilah hasil cepretan Om Joko, salah sendiri ngikutin orang pacaran malah tak suruh2 jadi fotografer kita.....( ponakan kurang ajar malah nyuruh2 ).

Sebenernya belum puas di sini tapi cuaca tidak mendukung hujan romantis, terpaksa kita harus pulang dilanjut ke Pasar Bandungan beli oleh - oleh ( jagung rebus & manggis ). Tapi jalannya tak semulus yang kita bayangkan di tengah perjalanan macet di tambah hujan mana aku ga bawa mantel + laper lagi....hufh....komplitlah...Untungnya makanan di tangan, klo rezeki g kemana di pinggir jalan ada tempat duduk lumayan bisa buat berteduh sambil makan jagung...hem...Yummy ( nungguin om joko, mbk ut dan salwa yang masih tertinggal jauh di belakang....

Hujan2 di pinggir jalan duduk di kursi kayu berdua makan jagung dan yang paling tak terlupakan setiap orang yang lewat pasti ngliatin kita berdua...klo kita cuek ajah toh g knal mereka dan boleh2 ajah kok....
Pulang2 Mbak Ut sudah lewat tapi ga liat... hehehe

Nyampai rumah langsung ngeringin badan trs minum teh anget berduaan....
Ditunggu kisah2 selanjutnya ya....

Selasa, 12 Juli 2011

Menghalangi Datang Haidh dengan Obat-Obatan Ketika Ramadhan

Alhamdulillah, wa shalaatu wa salaamu ‘ala Rosulillah wa ‘ala aalihi wa shohbihi wa sallam.
Kita telah mengetahui bersama bahwa puasa adalah amalan mulia. Ganjaran di balik amalan tersebut pun bisa jadi tak terhingga. Oleh karena itu, setiap orang yang beriman dengan benar pasti tidak ingin luput dari amalan yang mulia ini. Termasuk pula para wanita muslimah, mereka pun sangat ingin sekali menunaikan puasa sebulan penuh, tanpa luput sehari pun juga. Padahal selama belum monopause, si wanita sesuai ketentuan Allah, biasanya mengalami haidh setiap bulannya.
Di bulan Ramadhan pun ia akan mendapati masa haidh tersebut. Sehingga ia mesti mengqodho’nya di luar Ramadhan. Yang jadi permasalahan, apabila si wanita menggunakan obat-obatan untuk menghalangi datangnya haidh agar ia dapat berpuasa secara sempurna. Atau sebagian wanita juga punya keinginan untuk bisa menikmati lailatul qadar di sepuluh hari terakhir bulan Ramadhan sehingga ia pun menggunakan obat-obatan tersebut untuk menghalangi datang bulan.
Apakah menggunakan obat-obatan semacam itu dibolehkan? Inilah pembahasan yang akan kami angkat pada kesempatan kali ini.
Pendapat Ulama Masa Silam
‘Abdur Rozaq telah menceritakan pada kami, (ia berkata) telah menceritakan Ibnu Jarir pada kami, (ia berkata) bahwa ‘Atho’ ditanya mengenai seorang wanita yang datang haidh lantas ia menggunakan obat-obatan untuk menghilangkan haidhnya padahal itu di masa haidnya, apakah ia boleh melakukan thowaf?
نعم إذا رأت الطهر فإذا هي رأت خفوقا ولم تر الطهر الأبيض فلا
“Ia boleh thowaf jika ia telah suci. Jika ia melihat suatu yang kering, namun belum terlihat tanda suci, maka ia tidak boleh thowaf”, jawab ‘Atho’. ” (Mushonnaf ‘Abdur Rozaq, 1219)
‘Abdur Rozaq telah menceritakan pada kami, (ia berkata) telah menceritakan Ma’mar pada kami, (ia berkata) telah menceritakan pada kami Washil, bekas budak Ibnu ‘Uyainah, (ia berkata) ada seseorang yang bertanya pada Ibnu ‘Umar mengenai wanita yang begitu lama mengalami haidh lalu ia ingin mengkonsumsi obat yang dapat menghentikan darah haidhnya. Washil berkata,
فلم ير بن عمر بأسا
“Ibnu ‘Umar menganggap hal itu tidak masalah.”
Ma’mar berkata,
وسمعت بن أبي نجيح يسأل عن ذلك فلم ير به بأسا
“Aku mendengar Abu Najih menanyakan hal ini. Lantas ia menganggap perbuatan semacam itu tidak mengapa.” (Mushonnaf ‘Abdur Rozaq, 1220).
Syaikh Musthofa Al ‘Adawi hafizhohullah berkata bahwa yang benar riwayat ini adalah perkataan Abu Najih.[1]
Dalam Al Mughni, Ibnu Qudamah rahimahullah menyebutkan,
رُوِيَ عَنْ أَحْمَدَ رَحِمَهُ اللَّهُ ، أَنَّهُ قَالَ : لَا بَأْسَ أَنْ تَشْرَبَ الْمَرْأَةُ دَوَاءً يَقْطَعُ عَنْهَا الْحَيْضَ ، إذَا كَانَ دَوَاءً مَعْرُوفًا .
Diriwayatkan dari Imam Ahmad rahimahullah, beliau berkata, “Tidak mengapa seorang wanita mengkonsumsi obat-obatan untuk menghalangi haidh, asalkan obat tersebut baik (tidak membawa efek negatif).”[2][3]
Penjelasan Syaikh Ibnu ‘Utsaimin
Syaikh Muhammad bin Sholih Al ‘Utsaimin rahimahullah pernah ditanya,
“Sebagian wanita ada yang bersengaja menggunakan obat-obatan untuk menghalangi datangnya haidh yang rutin setiap bulannya. Mereka melakukan seperti ini dengan tujuan supaya tidak lagi mengqodho’ puasa selepas bulan Ramadhan. Apakah perbuatan seperti ini dibolehkan? Apakah ada syarat yang tidak membolehkan wanita menggunakan obat semacam itu?”
Beliau rahimahullah menjawab,
“Dalam masalah ini aku berpandangan bahwa hendaklah wanita tersebut tidak melakukan semacam itu. Hendaklah ia menjalankan ketetapan Allah yang telah digariskan pada para wanita. Kebiasaan datang haidh setiap bulannya di sisi Allah memiliki hikmah yang amat banyak jika kita mengetahuinya. Hikmah yang dimaksud adalah bahwa kebiasaan datang haidh ini termasuk kebiasaan yang normal, di mana haidh ini terjadi untuk tujuan menghalangi si wanita dari berbagai bahaya yang dapat memudhorotkan dirinya. Para pakar kesehatan telah menjelaskan efek negatif dari penggunaan obat semacam itu. Padahal Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam telah bersabda,
“Laa dhororo wa laa dhiroor (Tidak ada bahaya dalam syari’at ini dan tidak boleh mendatangkan bahaya tanpa alasan yang benar).”[4]
Oleh karena itu, dalam masalah ini aku berpandangan bahwa wanita hendaklah tidak menggunakan obat-obatan untuk mengahalangi datangnya haidh. Alhamdulillah berkat karunia Allah, jika datang haidh, wanita muslimah diperkenankan untuk tidak mengerjakan puasa dan shalat. Ketika ia kembali suci, ia boleh kembali mengerjakan puasa dan shalat. Jika berakhir Ramadhan, ia hendaklah mengqodho’ puasanya yang luput tadi.”[5]
Pernah pula diajukan pertanyaan pada Syaikh Ibnu ‘Utsaimin rahimahullah,
“Jika wanita (kemungkinan) datang haidh di sepuluh hari terakhir bulan Ramadhan, apakah boleh ia menggunakan obat-obatan penghalang hamil supaya ia tetap bisa menjalankan ibadah di hari-hari utama?”
Syaikh rahimahullah menjawab,
“Kami beranggapan tidak boleh menggunakan obat-obatan tersebut untuk menolong dalam melakukan ketaatan pada Allah. Karena datangnya haidh adalah ketetapan Allah pada kaum hawa.
Ada kisah bahwa ‘Aisyah pernah ditemui Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam dan ketika itu ia sedang menemani beliau shallallahu ‘alaihi wa sallam dalam haji wada’. Ia pun hendak melaksanakan umroh. Namun ia datang haidh sebelum masuk Makkah. Lantas ketika ‘Aisyah pun menangis. Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam pun bertanya,
“Kenapa engkau sampai menangis?”
‘Aisyah pun menjawab bahwa ia mendapati haidh.
Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam menjelaskan bahwa itu sudah menjadi ketetapan Allah bagi kaum hawa. Jika seorang wanita mendapati haidh pada sepuluh hari terakhir bulan Ramadhan, maka pasrahlah dengan ketetapan Allah. Janganlah menggunakan obat-obat tersebut . Ada informasi dari pakar kesehatan yang sampai ke telinga kami, bahwa obat-obatan membawa efek negatif pada rahim dan darah. Terkadang darah tersebut merupakan sumber makanan bagi janin. Oleh karena itu, kami sarankan untuk menjauhi obat-obatan semacam ini. Ketika datang haidh, hendaklah wanita tersebut meninggalkan shalat dan puasa. Datangnya haidh ini sama sekali bukan kreasi manusia, namun itu adalah ketentuan Allah.”[6]
Jika Tetap Menggunakan Obat Penghalang Datang Bulan
Syaikh Abu Malik –penulis kitab Shahih Fiqh Sunnah- menerangkan, “Haidh adalah ketetapan Allah bagi kaum hawa. Para wanita di masa Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam tidak pernah menyusahkan diri mereka supaya dapat berpuasa sebulan penuh (dengan mengahalangi datangnya haidh, pen). Oleh karena itu, menggunakan obat-obatan untuk menghalangi datangnya haidh tidak dianjurkan. Akan tetapi, jika wanita muslimah tetap menggunakan obat-obatan semacam itu dan tidak memiliki dampak negatif, maka tidak mengapa. Jika ia menggunakan obat tadi dan darah haidhnya pun berhenti, maka ia dihukumi seperti wanita yang suci, artinya tetap dibolehkan puasa dan tidak ada qodho’ baginya. Wallahu a’lam.”[7]
Wahai Wanita, Ridholah pada Ketetapan Allah!
Jika tidak mengkonsumsi obat-obatan penghalang datang bulan tidak membawa dampak negatif, maka tidak mengapa menggunakannya. Namun sikap yang lebih baik adalah setiap wanita muslimah ridho dengan ketetapan Allah, tanpa harus menggunakan obat-obatan semacam itu. Setiap ketetapan Allah pasti ada hikmah yang luar biasa di balik itu semua. Lihatlah bagaimana sikap ‘Aisyah ketika ia mendapati haidh padahal ia ingin melaksanakan haji.
Dari ‘Aisyah, ia berkata, “Kami keluar bersama Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam dan tidak ada yang kami ingat kecuali untuk menunaikan haji. Ketika kami sampai di suatu tempat bernama Sarif aku mengalami haid. Lalu Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam masuk menemuiku saat aku sedang menangis.
Maka beliau bertanya, “Apa yang membuatmu menangis?”
Aku jawab, “Demi Allah, pada tahun ini aku tidak bisa melaksanakan haji!”
Beliau berkata, “Barangkali kamu mengalami haidh?”
Aku jawab, “Benar.”
Beliau pun bersabda,
فَإِنَّ ذَلِكَ شَىْءٌ كَتَبَهُ اللَّهُ عَلَى بَنَاتِ آدَمَ ، فَافْعَلِى مَا يَفْعَلُ الْحَاجُّ ، غَيْرَ أَنْ لاَ تَطُوفِى بِالْبَيْتِ حَتَّى تَطْهُرِى
“Yang demikian itu adalah perkara yang sudah Allah tetapkan buat puteri-puteri keturunan Adam. Maka lakukanlah apa yang dilakukan orang yang berhaji kecuali thowaf di Ka’bah hingga kamu suci.” (HR. Bukhari no. 305 dan Muslim no. 1211)
Bagaimana Wanita Haidh dan Nifas Mengisi Hari-Harinya di Bulan Ramadhan dan Lailatul Qadar?
Karena wanita haidh dan nifas tidak boleh melaksanakan shalat ketika kondisi seperti itu, maka dia boleh melakukan amalan ketaatan lainnya. Yang dapat wanita haidh dan nifas lakukan ketika itu adalah,
  • Membaca Al Qur’an tanpa menyentuh mushaf.[8]
  • Berdzikir dengan memperbanyak bacaan tasbih (subhanallah), tahlil (laa ilaha illallah), tahmid (alhamdulillah) dan dzikir lainnya.
  • Memperbanyak istighfar.
  • Memperbanyak do’a.
  • Memperbanyak sedekah dan kebaikan lainnya.[9]
Semoga pembahasan ini bermanfaat bagi kaum muslimin sekalian.
Alhamdulillahilladzi bi ni’matihi tatimmush sholihaat.
[1] Jaami’ Ahkamin Nisa’, 1/199, terbitan Darus Sunnah.
[2] Al Mughni, 1/450, terbitan Dar ‘Alam Kutub.
[3] Riwayat-riwayat ini dibawakan oleh Syaikh Musthofa Al ‘Adawi dalam Jaami’ Ahkamin Nisa’, 1/198-200.
[4] Ini adalah salah satu tafsiran dari hadits tersebut. Lihat Jaami’ul Ulum wal Hikam, hal. 364 (penjelasan hadits Arba’in An Nawawiyah no. 32).
[5] Sumber: Fatwa Al Islam Sual wa Jawab no. 7416, http://islamqa.com/ar/ref/7416/
[6] Sumber: Fatwa Al Islam Sual wa Jawab no. 13738, http://islamqa.com/ar/ref/13738
[7] Shahih Fiqh Sunnah, 2/128.
[8] Dalam at Tamhid (17/397, Syamilah), Ibnu Abdil Barr berkata, “Para pakar fiqh dari berbagai kota baik Madinah, Iraq dan Syam tidak berselisih pendapat bahwa mushaf tidaklah boleh disentuh melainkan oleh orang yang suci dalam artian berwudhu. Inilah pendapat Imam Malik, Syafii, Abu Hanifah, Sufyan ats Tsauri, al Auzai, Ahmad bin Hanbal, Ishaq bin Rahuyah, Abu Tsaur dan Abu Ubaid. Merekalah para pakar fiqh dan hadits di masanya.
[9] Lihat Fatwa Al Islam Su-al wa Jawab pada link http://www.islam-qa.com/ar/ref/26753
Disusun di Panggang-GK, 16 Sya’ban 1431 H (29 Juli 2010)
Penulis: Abu Rumaysho Muhammad Abduh Tuasikal